Dalam pengertian yang paling umum, tempat kedudukan perusahaan (plant location) adalah letak geografis bangunan, mesin-mesin, dan peralatan-peralatan yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk mengolah barang-barang dan/atau jasa-jasa.
1. Pengaruh tempat kedudukan terhadap keberhasilan perusahaan
Tempat kedudukan perusahaan atau pabrik sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan suatu perusahaan. Kegiatan pengolahan menyangkut pengubahan atau penggabungan berbagai jenis sumberdaya untuk menghasilkan barang dan jasa. Berbagai jenis sumberdaya yang dibutuhkan untuk pengolahan tentu saja tidak selalu berada pada, atau berasal dari, satu tempat tertentu saja. Untuk itu diperlukan kegiatan pengangkutan atau pemindahan agar seluruhnya dapat berada pada satu tempat, dan pada waktu yang diinginkan. Pemindahan atau pengangkutan sumberdaya-sumberdaya tentu saja membutuhkan biaya pengangkutan yang merupakan sebagaian dari biaya yang harus dibayar oleh pembeli dalam bentuk harga barang atau jasa. Berbagai daerah pada umumnya menawarkan sumberdaya yang berbeda jenis, jumlah dan harganya. Perbedaan ini tentu saja akan menyebabkan perbedaan biaya pengadaan apabila sumberdaya itu diperoleh dari tempat yang berbeda, sarana penunjang yang disediakan oleh berbagai daerah juga berbeda-beda. Pengangkutan barang-barang ke tempat di mana pembeli berada juga merupakan satu hal yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Biaya yang terlalu tinggi untuk pengangkutan barang-barang jadi ke pasar akan menaikkan biaya yang harus dipertimbangkan di dalam penentuan harga barang. Seluruh pertimbangan tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat dengan biaya pengolahan. Semakin kecil biaya pengolahan ini semakin besar pula peluang untuk menetapkan harga beli yang lebih rendah untuk barang-barang dan jasa-jasa yang dibuat.
2. Berbagai pertimbangan dalam perencanaan tempat kedudukan perusahaan
Dalam perencanaan tempat kedudukan atau pabrik terutama untuk perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang, terdapat berbagai unsur yang harus dipertimbangkan yang seluruhnya dapat dikelompokkan atas :
(1) Bahan – bahan (materials)
a. Bahan-bahan baku (raw materials)
b. Bahan-bahan pembantu (utilities)
Di dalam perencanaan tempat kedudukan perusahaan atau pabrik, pertimbangan atas bahan-bahan baku dan pembantu harus meliputi :
- Jumlah yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang
- Mutu
- Biaya pengangkutan dari sumber-sumber ke pabrik
- Harga yang pada umumnya berbeda pada tempat atau daerah yang berbeda
(2) Tenaga kerja manusia (labor / manpower)
Tenaga kerja dalam hal ini adalah tenaga kerja manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan berbagai jenis sarana atau peralatan operasi dan produksi. Tenaga kerja manusia ini dapat dibedakan atas tenaga kerja yang memiliki keahlian keilmuan (white collar workers) serta tenaga kerja yang memiliki ketrampilan kerja (blue collar workers).
Di dalam perencanaan tempat kedudukan perusahaan. Tersedianya sumberdaya tenaga kerja harus mempertimbangkan beberapa segi :
a. Jumlah, tingkat keahlian, umur dan jenis kelamin tenaga kerja yang tersedia
b. Harga atau biaya penggunaan setiap jenis tenaga kerja dalam bentuk tingkat upah atau gaji disamping tunjangan-tunjangan lain
c. Tingkat pengangguran di daerah-daerah yang dipertimbangkan untuk menjadi tempat kedudukan
d. Ada tidaknya serikat-serikat pekerja
e. Peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan yang mungkin berbeda pada daerah-daerah yang berbeda
(3) Daya (power) – adalah sumber tenaga yang dibutuhkan di dalam kegiatan operasi dan produksi. Tenaga listrik (electrical power) adalah jenis tenaga yang selalu dibutuhkan. Sumber tenaga kerja yang lain adalah bahan bakar minyak dan gas.
(4) Persediaan air (water supply) juga adakalanya menjadi pertimbangan utama di didalam penentuan tempat kedudukan sarana pengolahan, terutama jika air merupakan bahan yang sangat penting di dalam kegiatan pengolahan.
(5) Jasa-jasa (services) adalah berbagai jenis jasa yang dibutuhkan untuk menopang keseluruhan kegiatan operasi dan produksi perusahaan. Jasa-jasa ini pada umumnya diperoleh dengan membeli dari perusahaan-perusahaan lain.
(6) Pajak (tax) adalah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah, yang merupakan bagian dari biaya yang harus dikeluarkan di dalam kegiatannya. Pertimbangan tentang pajak ini seharusnya meliputi :
- Jenis dan tarif pajak yang berlaku
- Kemudahan yang dapat diperoleh
- Kecenderungan pajak-pajak daerah
(7) Letak (site) adalah tempat di mana perusahaan atau pabrik benar-benar berada. Dalam hal ini mempertimbangkan mengenai letak harus meliputi :
- Pengelompokkan “zona” atau tata guna tanah untuk tempat tersebut
- Mutu dan harga tanah
- Tersedianya sarana pemadam kebakaran dan keamanan
- Tersedianya bangunan untuk dibeli atau disewa
- Tersedianya berbagai sarana lain seperti jalan, lapangan parkir dan gudang
(8) Lingkungan (environment) adalah hal-hal di luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan tetapi sangat mempengaruhi jalannya perusahaan.
3. Langkah-langkah perusahaan penentuan tempat kedudukan perusahaan
Penentuan tempat kedudukan perusahaan sebaiknya dilakukan dengan mengikuti suatu rangkaian pengambilan keputusan yang teratur dan terpimpin. Rangkaian kegiatan ini seharusnya dilaksanakan dengan mengikuti tahap-tahap berikut :
a. Merumuskan sasaran pemilihan tempat kedudukan perusahaan
b. Merumuskan batasan-batasan atau kendala-kendala
c. Merumuskan norma-norma keputusan
d. Menghubungkan norma-norma keputusan dengan sasaran pemilihan tempat kedudukan perusahaan
e. Membentuk model-model pengambilan keputusan
f. Menentukan tempat kedudukan yang terbaik di antara berbagai pilihan dengan menggunakan model-model tersebut. Dalam pada itu model yang dapat digunakan di dalam penentuan tempat kedudukan perusahaan dapat digolongkan atas :
(1) Model Kualitatif – model analisis faktor-faktor kualitatif
(2) Model Kuantitatif, yang terdiri dari :
a. Model analisis titik impas (break-even analysis)
b. Model pengangkutan atau penyebaran linear programming (linear programming transportation and distribution model)
4. Analisis Faktor-Faktor Kualitatif
Satu model kualitatif yang dapat digunakan dalam pemilihan tempat kedudukan perusahaan adalah analisis faktor kualitatif/sistem penilaian faktor. Model ini digunakan apabila nilai berbagai unsur ekonomis tidak mempunyai pengaruh serta apabila nilai berbagai unsur yang lainnya tidak jelas.
Pengambilan keputusan dalam model ini dapat dilakukan dengan menggunakan tahap-tahap berikut :
a. Membuat daftar unsur-unsur yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan
b. Memberikan bobot kepada setiap unsur berdasarkan urutan pentingnya terhadap kegiatan pengolahan pada perusahaan
c. Menetapkan derajat (scale) setiap unsur yang berkaitan untuk setiap daerah yang sedang dipertimbangkan
d. Menetapkan nilai setiap unsur pada setiap daerah dengan mengalikan derajat dengan bobot yang berkaitan
Contoh :
Sebuah perusahaan membuat perabot kayu sedang merencanakan pembangunan pabrik baru untuk dapat memenuhi permintaan yang meningkat yang tidak dapat dipenuhi oleh pabrik yang telah ada. Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu. Bahan baku ini direncanakan akan diperoleh dengan membeli dari sebuah perusahaan penjual kayu yang ada di kota dimana pabrik tersebut nanti akan didirikan. Seluruh perabot kayu yang dihasilkan akan dijual di pasar setempat. Pembahasan pendahuluan menghasilkan keputusan bahwa kedudukan pabrik tersebut satu dari tiga kota di Propinsi Sumatera Utara, yaitu Medan, Pematang Siantar dan Kabanjahe. Ketiga kota tersebut sama-sama memenuhi syarat dari segi penyediaan tanah dan bahan baku kayu. Dengan model analisis faktor-faktor kualitatif, tentukanlah tempat kedudukan yang paling baik bagi perusahaan tersebut.
Penyelesaian :
Tabel 4.1. Penentuan tempat kedudukan perusahaan
Unsur-unsur yang berkaitan (1) | Bobot (2) | Derajat (3) | Nilai (4) | ||||
Medan | P. Siantar | Kabanjahe | Medan | P.Siantar | Kabanjahe | ||
1. Biaya pengadaan bahan | 0,42 | 5 | 6 | 8 | 2,1 | 2,52 | 3,36 |
2. B.Tenaga Kerja Manusia | 0,21 | 5 | 5 | 7 | 1,05 | 1,05 | 1,47 |
3. Luas Pasar | 0,17 | 8 | 7 | 5 | 1,36 | 1,19 | 0,85 |
4.Peraturan Pemerintah | 0,08 | 5 | 5 | 7 | 0,4 | 0,4 | 0,56 |
5.Peluang Pengembangan | 0,12 | 10 | 7 | 5 | 1,2 | 0,84 | 0,6 |
| 1,00 |
|
|
| 6,11 | 6 | 6,84 |
Tabel 4.2. Pemberian bobot kepada unsur-unsur yang dipertimbangkan
Unsur-unsur yang Berkaitan (1) | Angka yang Diberikan (2) | Bobot (3) |
1. Biaya pengadaan bahan baku 2. Biaya tenaga kerja manusia 3. Luas pasar 4. Peraturan Pemerintah 5. Peluang Pengembangan | 100 50 40 20 30 | 100/240 = 0,42 50/240 = 0,21 40/240 = 0,17 20/240 = 0,08 30/240 = 0,12 |
| 240 |
|
5. Analisis Faktor-Faktor Kuantitatif
a. Analisis Titik Impas (break-even analysis)
Model analisis titik impas adalah suatu model pengambilan keputusan tentang tempat kedudukan perusahaan di mana keputusan ditetapkan berdasarkan tingkat biaya yang ditaksir harus dikeluarkan oleh perusahaan apabila melaksanakan kegiatan operasi dan produksi di kota yang berbeda.
Dalam kegiatan pengolahan seluruh biaya yang dikeluarkan dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Model analisis titik impas (break-evev analysis model) sering disebut locational break-even analysis. Dengan model ini, yang harus ditentukan adalah satu daerah kota terbaik sebagai tempat kedudukan perusahaan untuk berbagai rentang tingkat produksi. Perlu diingat bahwa meskipun diberi nama model analisis titik impas, penggunaan model ini tidak membutuhkan perhitungan titik impas. Dasar pengambilan keputusannya bukanlah titik impas melainkan kurve biaya total. Kota atau daerah di mana satu tingkat produksi tertentu menunjukkan kurve biaya total yang paling rendah adalah kota yang terbaik untuk menjadi tempat kedudukan perusahaan.
Penentuan tempat kedudukan sarana operasi dan produksi dengan menggunakan model analisis titik impas ini ditunjukkan pada contoh berikut ini.
Sebuah perusahaan membuat kaleng alumunium yang dijual ke berbagai perusahaan pengalengan, minuman, buah-buahan dan sayuran. Beberapa tahun terakhir ini jumlah barang buatan perusahaan ini yang diminta dipasar mengalami kenaikan. Untuk dapat memenuhi permintaan itu perusahaan membutuhkan sebuah pabrik baru yang mempunyai kemampuan untuk membuat 8 juta buah kemasan kaleng setiap tahun.
Pembahasan awal menghasilkan 4 calon tempat kedudukan untuk pabrik tersebut, yaitu Palembang, Kayuagung, Muaraenim, dan Sekayu. Keterangan tentang biaya pengolahan pada masing-masing kota ditunjukkan tabel berikut :
KOTA | BIAYA TETAP (Rp.milyar/Tahun) | BIAYA VARIABEL (Rp,/Buah) |
Palembang Kayuagung Muaraenim Sekayu | 1,0 1,5 2,0 2,5 | 250 150 200 75 |
Dengan model analisis titik impas, tentukankan tempat kedudukan yang paling baik bagi perusahaan tersebut
Penyelesaian :
Aturan keputusan untuk model ini adalah : “Daerah yang terbaik adalah daerah dengan biaya keseluruhan (dan biaya per satuan) yang paling rendah untuk tingkat atau rentang produksi yang direncanakan”.
Perhitungan biaya keseluruhan setiap satuan barang di empat kota dirinci dalam tabel berikut ini :
KOTA | BIAYA TOTAL SETIAP SATUAN BARANG PADA JUMLAH : | ||
5 (juta) | 10 (juta) | 15 (juta) | |
Palembang | 1.000 + 250 (5) = 450 | 1.000 + 250 (10) = 350 | 1.000 + 250 (15) = 317 |
Kayuagung | 1.500 + 150 (5) = 450 | 1.500 + 150 (10) = 300 | 1.500 + 150 (15) = 250 |
Muaraenim | 2.000 + 200 (5) = 600 | 2.000 + 200 (10) = 400 | 2.000 + 200 (15) = 333 |
Sekayu | 2.500 + 75(5) = 575 | 2.500 + 75 (10) = 325 | 2.500 + 75 (15) = 242 |
Dari tabel di atas dapat dibuktikan bahwa perusahaan apabila merencanakan untuk membuat 8 juta satuan barang setahun maka Kota Kayuagung memberikan biaya total terendah dibadingkan dengan tiga kota lainnya.
b. Analisis penyebaran / pengangkutan linear programming
Model ini digunakan di dalam pemilihan sumber bahan baku yang akan dimanfaatkan atau pasar baru yang akan dilayani ataupun penentuan tempat kedudukan perusahaan. Dalam penggunaan model ini unsur-unsur yang ada, yaitu :
1. Sumber-sumber – yang menyediakan bahan-bahan dalam jumlah terbatas untuk diangkut atau disebarkan.
2. Tujuan-tujuan – tempat yang memerlukan bahan-bahan yang dialokasi dari sumber-sumber.
3. Biaya – biaya pengangkutan setiap satuan jarak dari sumber ke tujuan
Contoh :
Sebuah perusahaan tepung memiliki 2 gudang yang akan mengangkut ke pelanggan di 3 kota, analisislah biaya transportasi yang paling optimal bagi perusahaan. Di bawah ini terdapat bagan biaya transport dan kebutuhan dan persediaan
Gudang | Pelanggan | |||
Magelang | Ambarawa | Semarang | Persediaan | |
Klaten | Rp. 10 | Rp. 15 | Rp. 11 | 130 |
Temanggung | Rp. 8 | Rp. 12 | Rp. 14 | 120 |
Permintaan | 50 | 100 | 100 | 250 |
Penyelesaian :
Alokasi pertama atas masalah di atas :
Ke Dari | Magelang (M) | Ambarawa (A) | Semarang (S) | Persediaan |
Klaten (K) | 10 50 | 15 80 | 11 |
130 |
Temanggung (T) | 8
| 12 20 | 14 100 |
120 |
Permintaan | 50 | 100 | 100 | 250 |
Biaya Total untuk penyelesaian awal ini :
Alokasi | Jumlah Unit | Biaya per Unit | Biaya Total |
K – M | 50 | Rp.10 | Rp. 500 |
K – A | 80 | Rp. 15 | Rp. 1.200 |
T – A | 20 | Rp. 12 | Rp. 240 |
T – S | 100 | Rp. 14 | Rp. 1.400 |
Total = | Rp. 3.340 |
Untuk menentukan apakah alokasi di atas sudah optimal atau belum perlu dilakukan tes optimalisasi dengan mengevaluasi sel-sel yang masing kosong. Prosedur evaluasi sel ini dikenal sebagai stepping stone method.
X13 = X13 – X23 + X22 – X12 = 11 – 14 + 12 – 15 = -6
X11 = X21 – X11 + X12 – X22 = 8 – 10 + 15 – 12 = 1
10 50 | 15 80 | 11 -6 |
8 1 | 12 20 | 14 100 |
Jalur stepping stone yang menghasilkan Xij negatif terkecil menunjukkan bahwa sejumlah 80 unit dapat direlokasikan dalam putarannya. Karena pengurangan biaya adalah sebesar – Rp. 6 per unit, penghematan sebesar 80 x Rp. 6 = Rp. 480 akan diperoleh dalam tabel berikut ini.
Iterasi Kedua
Ke Dari |
(M) |
(A) |
(S) |
Persediaan |
(K) | 10 30 | 15
| 11 100 |
130 |
(T) | 8 20 | 12 100 | 14
|
120 |
Permintaan | 50 | 100 | 100 | 250 |
Walaupun alokasi telah diperbaiki, kita perlu melakukan evaluasi sel lagi sampai mencapai penyelesaian optimal.
X12 = X12 – X13 + X23 – X22 = 15 – 11 + 14 – 12 = 6
X21 = X21 – X11 + X13 – X23 = 8 – 10 + 11 – 14 = -5
10 50 | 15 6 | 11 80 |
8 -5 | 12 100 | 14 20 |
Sejumlah 20 unit dapat direlokasikan dan akan menghasilkan penghematan biaya sebesar 20 x Rp, 5 = Rp. 100
Iterasi Ketiga
Ke Dari |
(M) |
(A) |
(S) |
Persediaan |
(K) | 10 30 | 15
| 11 100 |
130 |
(T) | 8 20 | 12 100 | 14
|
120 |
Permintaan | 50 | 100 | 100 | 250 |
X12 = X12 – X22 + X21 – X11 = 15 – 12 + 8 – 10 = 1
X23 = X23 – X21 + X11 – X13 = 14 – 8 + 10 – 11 = 5
Karena evaluasi sel menghasilkan bilangan-bilangan positif dalam sel-sel kosong, alokasi hasil iterasi ketiga merupakan penyelesaian optimal. Program pengiriman optimal adalah :
Alokasi | Jumlah Unit | Biaya per Unit | Biaya Total |
K – M | 30 | Rp.10 | Rp. 300 |
K – A | 100 | Rp. 11 | Rp. 1.100 |
T – A | 20 | Rp. 8 | Rp. 160 |
T – S | 100 | Rp. 12 | Rp. 1.200 |
Total = | Rp. 2.760 |
Asslamualaikum salam sejahtera buat kita semua
BalasHapusTulisan Bapak bagus, setelah saya baca, namun saya masih menanyakan dimana analisa bapak atas perhitungan memakai teori siapa? Karangan bapak sendiri atau bapak merujuk pada teori orang